
Magelang, investigasihukumkriminal – Di tengah hiruk-pikuk tugas kepolisian yang kerap dianggap tegas dan formal, sosok Bripka Arief Purwoko dari Satuan Lalu Lintas Polres Magelang Kota justru tampil beda. Dengan tinggi badan 167 cm dan posisi barisan paling belakang saat pendidikan dulu, rekan-rekannya menjulukinya “Polpen” singkatan dari “Polisi Pendek”. Julukan yang kini menjadi identitas khas penuh kehangatan.
Namun, di balik panggilan itu, tersimpan semangat luar biasa untuk mendekatkan institusi kepolisian dengan masyarakat. “Saya tidak pernah ditegur pimpinan karena gaya saya yang nyeleneh. Justru mereka mendukung agar saya tetap semangat dan terus edukatif,” ujar Bripka Arief.
Konten Humanis, Edukasi yang Mengena
Bripka Arief aktif membuat konten sosial dan edukasi yang menyentuh hati warga. Salah satu yang paling berkesan adalah aksi memberikan hadiah kepada anak-anak yang tertib berlalu lintas, seperti memakai helm. “Anak-anak itu bangga banget. Dapat hadiah dari Pak Polisi, dan itu jadi kenangan yang mungkin tak terlupakan,” katanya.
Sebaliknya, bagi pelanggar, pendekatan Bripka Arief tetap humanis. Ia menghindari cara-cara yang bisa menimbulkan kesan arogan. “Pernah ada ibu-ibu yang tidak pakai helm, dan saat ditegur malah melawan. Kalau ada yang ambil gambar lalu narasinya dipelintir, bisa-bisa kami dikira kasar,” ungkapnya.
Donasi dan Gerobak untuk Mbah Supinah
Kepedulian Aris tak berhenti di jalan raya. Saat bulan puasa, ia membuka donasi untuk membantu pedagang kecil. Salah satu kisah viral adalah tentang Mbah Supinah, penjual gorengan seharga Rp500 yang berjualan di tempat tak layak. “Ada yang komen, ‘Tolong bantu Mbah Supinah’. Akhirnya kami buat gerobak jualan dan sisanya kami berikan bantuan bulanan,” jelas Bripka Arief.
Pesan untuk Rekan dan Masyarakat
Melalui konten-kontennya, Bripka Arief ingin menyampaikan pesan kepada sesama anggota kepolisian agar tetap humanis dan tidak menjadikan seragam sebagai momok. “Kita harus bisa dekat dengan masyarakat, di mana pun tempatnya. Itu kebanggaan yang tak ternilai,” tegasnya.
Ia juga berkomitmen untuk terus membuat konten edukasi seputar keselamatan, seperti pentingnya memasang plat nomor, penggunaan helm, dan knalpot yang sesuai aturan. “Selama itu bermanfaat, saya akan terus buat. Tidak ada salahnya jadi polisi yang humanis dan bisa diajak makan bareng warga,” tutupnya sambil tersenyum.