
Bandung, (02/09/25) investigasihukumkriminal – Kepolisian Daerah Jawa Barat memberikan klarifikasi tegas terkait tuduhan yang menyebutkan adanya aksi sweeping oleh aparat kepolisian di dalam kampus Universitas Islam Bandung (UNISBA) saat kericuhan terjadi beberapa waktu lalu.
Kapolda Jabar, Irjen Pol. Rudi Setiawan, menepis kabar tersebut dan menyatakan bahwa informasi yang beredar tidak sesuai fakta. “Tidak ada polisi yang masuk ke dalam kampus, tidak ada sweeping. Yang berada di pintu gerbang adalah kelompok massa, bukan mahasiswa UNISBA,” tegasnya dalam konferensi pers di Bandung.
Fakta di Lapangan
- Polisi hanya melintas di jalan umum dan tidak memasuki area kampus.
- Rekaman video menunjukkan salah satu direktur kepolisian mengingatkan anggotanya agar tidak masuk ke lingkungan kampus.
- Polda Jabar telah berkomunikasi dengan pimpinan UNISBA, yang justru meminta bantuan pengamanan.
Menurut Rudi, kericuhan bukan sepenuhnya melibatkan mahasiswa UNISBA. “Kampus justru dimanfaatkan oleh kelompok tertentu yang mempersenjatai diri dan menyerang petugas,” ujarnya.
Kapolda menegaskan bahwa penyisiran dilakukan oleh keamanan internal UNISBA, bukan oleh polisi. “Mereka tidak ingin nama baik kampus tercemar, sehingga internal melakukan pengusiran terhadap kelompok pengacau tersebut,” jelasnya.
Dalam patroli yang dilakukan pada pukul 00.30 WIB, polisi mengamankan 16 orang. Dari jumlah tersebut, 10 telah teridentifikasi:
- Terdiri dari mahasiswa, satpam, wiraswasta, dan pengangguran.
- Beberapa terlibat kasus narkoba dan membawa senjata berbahaya.
Kasus Menonjol
- MN (23), mahasiswa semester 5, membawa ganja dan positif narkoba.
- MF (23), terlibat percakapan transaksi narkoba dan ajakan membuat kericuhan.
- GOP, pengangguran tamatan SMA, membawa ganja.
- AA (25), asal Bandung, membawa senjata soft gun berpeluru gotri.
“Senjata gotri ini berbahaya, pada jarak dekat bisa mematikan. Dua tersangka sudah kami proses sesuai hukum, sementara lainnya masih dalam pemeriksaan,” ujar Rudi.
Kapolda menegaskan bahwa kericuhan bukanlah aksi unjuk rasa mahasiswa, melainkan tindakan kelompok tertentu yang telah merencanakan kekacauan. Ia mengajak seluruh pihak untuk bekerja sama menjaga kondusifitas Jawa Barat.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Gubernur, Kajati, Pangdam, dan Ketua Pengadilan agar Jawa Barat tetap aman,” tutupnya.