
Cianjur, investigasihukumkriminal — Dalam kunjungan kerjanya ke wilayah Cianjur Selatan, Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat akar rumput. Di tengah perjalanan, Kang Dedi menghentikan iring-iringan kendaraannya untuk menyapa sejumlah warga yang tengah beraktivitas di pinggir jalan.
Salah satu momen yang menyentuh terjadi saat Kang Dedi berbincang dengan seorang ibu bersama dua anaknya yang hendak berangkat bekerja. Dengan mata berkaca-kaca, sang ibu menceritakan kesulitannya dalam mengurus dokumen kependudukan, khususnya e-KTP. Ia mengaku harus menjual seekor domba miliknya demi bisa mengurus dokumen tersebut ke kantor kecamatan yang jaraknya cukup jauh dari tempat tinggalnya.
Tak lama berselang, seorang bapak tua menghampiri rombongan gubernur. Dengan suara lirih, ia menceritakan kondisi istrinya yang tengah berjuang melawan kanker payudara. Demi biaya pengobatan, ia terpaksa menjual sawah satu-satunya yang menjadi sumber penghidupan keluarganya.
Mendengar keluhan dan kisah pilu warganya, Kang Dedi langsung merespons cepat. Ia mengajak Bupati Cianjur, dr. H. Wahyu, yang turut mendampingi dalam kunjungan tersebut, untuk segera merancang solusi konkret. Salah satu usulan yang disampaikan adalah penyediaan sarana informasi dan transportasi di daerah-daerah terpencil.
“Kita harus hadir di tengah masyarakat. Saya minta Pak Bupati segera siapkan kendaraan operasional yang bisa menjangkau pelosok. Sopir dan bahan bakarnya biar ditanggung pemerintah daerah. Jangan sampai warga harus jual domba atau sawah hanya untuk urus KTP atau berobat,” tegas Kang Dedi.
Usulan tersebut disambut baik oleh Bupati Cianjur, yang berkomitmen untuk segera menindaklanjuti arahan gubernur demi meningkatkan aksesibilitas layanan publik di wilayah-wilayah yang selama ini sulit dijangkau.
Kunjungan ini menjadi pengingat bahwa di balik geliat pembangunan, masih banyak warga yang berjuang dalam senyap. Kehadiran pemimpin yang mau mendengar dan bertindak cepat menjadi harapan baru bagi masyarakat di pelosok Jawa Barat.
